Home

  • 7 Festival Kampung di Malang Raya, Ajang Rekreasi dan Edukasi

    oleh Desy Proklawati (Dosen Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang)

    Malang tidak cuma kampung tematik, seperti Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung Tridi, atau
    Kampung Biru sebagai destinasi wisata. Ada pula sejumlah festival kampung tahunan, yang tidak hanya
    dapat dijadikan spot liburan, tetapi juga menjadi ajang untuk lebih mengenal budaya lokal. Lalu, apa saja
    festival kampung di Malang yang masih rutin digelar dan dapat menjadi alternatif rekreasi sekaligus
    menimba ilmu?

    Festival Kampung Cempluk
    Festival Kampung Cepluk menjadi salah satu festival kampung yang cukup terkenal di Malang dan rutin
    diadakan setiap tahun di kawasan Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Bahkan, ketika
    pandemi Covid-19 menyerang Indonesia pada tahun 2020 lalu, festival tersebut tetap digelar secara
    virtual dan menjadi pagelaran ke-10 sejak pertama kali diadakan pada 2010 silam.
    Saat awal-awal digelar, Festival Kampung Cempluk menghadirkan kesenian-kesenian tradisional seperti
    bantengan, tari, dan reog. Seiring waktu, diadakan pula pertunjukan musik berformat band, teater,
    hingga pembacaan puisi. Tidak cuma itu, festival ini juga menampilkan jajanan tempo dulu, aneka
    dolanan anak kampung, pameran kerajinan tangan, dan pemutaran layar tancap.

    Festival Kampung Budaya Polowijen
    Seperti namanya, festival ini diadakan oleh Kampung Budaya Polowijen yang terletak di Polowijen,
    Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Kampung Budaya Polowijen sendiri, seperti dilansir dari website
    resminya, digagas Isa Wahyudi (Ki Demang) yang ingin membentuk kampung tematik bertema budaya,
    seiring peninggalan sejarah di daerah tersebut, termasuk petilasan Ken Dedes dan makam Mbah Reni,
    sang empu Topeng Malangan.
    Bertitel Festival Panawijen Djaman Bijen, acara tersebut ingin mengajak pengunjung untuk mengenal
    lebih dalam mengenai budaya asli Malang dan warisan leluhur. Pada festival kelima yang digelar tahun
    2021 misalnya, acara tersebut menampilkan Tari Topeng Grebeg Jowo dan Tari Maheswari, kemudian
    mengadakan Wilujengan Pahargyan dengan Tumpeng Sakjodo, serta berziarah ke makam Empu Topeng
    Malangan. 

    Festival Keramik Dinoyo
    Kawasan Dinoyo, Kota Malang sudah lama dikenal sebagai sentra kerajinan keramik. Nah, untuk lebih
    memopulerkan kriya tersebut, Kampung Keramik Dinoyo yang terletak di Jalan MT Haryono menggelar
    Festival Keramik Dinoyo. Sudah memasuki gelaran keempat pada tahun 2021, festival ini tidak hanya
    menampilkan kerajinan keramik hasil karya warga lokal, tetapi juga kegiatan membuat keramik yang
    bisa diikuti anak-anak.
    Sedikit kilas balik, sebelum membuat keramik, warga Dinoyo pada era 1930-an lebih menekuni kerajinan
    gerabah. Kemudian, sekitar tahun 1950-an, mereka mengembangkan keramik sebagai produk unggulan
    kerajinan berbahan baku tanah liat. Sekarang, kerajinan keramik asal Dinoyo tidak hanya dipasarkan di
    dalam negeri, tetapi sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

    Festival Batik Sukun (Kampung Terapi Hijau)
    Batik tidak hanya identik dengan Solo atau Pekalongan. Di Kota Malang, tepatnya di Kelurahan Sukun,
    ada sekelompok warga yang juga getol memproduksi kerajinan dan kain batik. Nah, untuk mewadahi
    kreativitas tersebut, Kampung Terapi Hijau akhirnya menggelar event Festival Batik Sukun yang sejauh
    ini sudah memasuki tahun kedua penyelenggaraan.
    Biasanya diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional, Festival Batik Sukun tidak hanya
    menampilkan karya batik warga lokal atau proses membuat kerajinan batik. Saat berkunjung ke acara
    ini, wisatawan juga bisa menghadiri bazar makanan tradisional serta olahan makanan dan minuman
    herbal. Ada pula pertunjukan musik keroncong diiringi instrumen musik tradisional.

    Festival Buk Gluduk
    Kampung Tridi menjadi salah satu kampung tematik di Malang yang sudah cukup tersohor di kalangan
    wisatawan. Tidak cuma menyajikan gambar tiga dimensi di dinding rumah dan bangunan, kampung
    tersebut juga rutin menggelar festival yang dinamakan Festival Buk Gluduk. Nama Buk Gluduk sendiri
    diambil dari nama jembatan jalur kereta api yang melintas di atas persilangan Jalan Gatot Subroto dan
    Jalan Panglima Sudirman.
    Mengusung tema budaya, Festival Buk Gluduk pertama kali dihelat pada tahun 2019 dan digelar lagi dua
    tahun kemudian. Dalam event tersebut, diadakan pertunjukan musik, kuliner tradisional, sejumlah
    kerajinan tangan, kaligrafi dari anyaman bambu, jaran kepang, dan tentu saja yang khas dari Kampung
    Tridi, yakni seni mural. Dalam gelaran tahun 2021, festival ini juga dimeriahkan finalis Kakang-Mbakyu
    Kota Malang.

    Festival Desa Sengguruh
    Desa-desa di Indonesia biasanya masih memegang tradisi bersih desa, salah satunya bertujuan untuk
    mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas panen yang didapat. Hal tersebut juga
    dilakukan warga Desa Sengguruh, Kepanjen, Kabupaten Malang. Bahkan, masyarakat setempat
    menggelar sebuah festival khusus bernama Festival Desa Sengguruh untuk melakukan ritual tersebut.
    Festival ini terdiri dari beberapa acara. Biasanya berlangsung tiga hari, hari pertama adalah
    pengumpulan budayawan setempat, kemudian dilanjutkan dengan bedah sejarah desa, dan diakhiri
    dengan arak jolen dari masing-masing RW. Karena sukses digelar selama pandemi Covid-19 pada tahun
    2020 dan 2021, festival ini kabarnya akan menjadi agenda rutin tahunan Pemerintah Provinsi Jawa
    Timur.

    Festival Batik Sukun (Kampung Terapi Hijau)
    Batik tidak hanya identik dengan Solo atau Pekalongan. Di Kota Malang, tepatnya di Kelurahan Sukun,
    ada sekelompok warga yang juga getol memproduksi kerajinan dan kain batik. Nah, untuk mewadahi
    kreativitas tersebut, Kampung Terapi Hijau akhirnya menggelar event Festival Batik Sukun yang sejauh
    ini sudah memasuki tahun kedua penyelenggaraan.
    Biasanya diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional, Festival Batik Sukun tidak hanya
    menampilkan karya batik warga lokal atau proses membuat kerajinan batik. Saat berkunjung ke acara
    ini, wisatawan juga bisa menghadiri bazar makanan tradisional serta olahan makanan dan minuman
    herbal. Ada pula pertunjukan musik keroncong diiringi instrumen musik tradisional.

    Festival Desa Sengguruh
    Desa-desa di Indonesia biasanya masih memegang tradisi bersih desa, salah satunya bertujuan untuk
    mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas panen yang didapat. Hal tersebut juga
    dilakukan warga Desa Sengguruh, Kepanjen, Kabupaten Malang. Bahkan, masyarakat setempat
    menggelar sebuah festival khusus bernama Festival Desa Sengguruh untuk melakukan ritual tersebut.
    Festival ini terdiri dari beberapa acara. Biasanya berlangsung tiga hari, hari pertama adalah
    pengumpulan budayawan setempat, kemudian dilanjutkan dengan bedah sejarah desa, dan diakhiri
    dengan arak jolen dari masing-masing RW. Karena sukses digelar selama pandemi Covid-19 pada tahun
    2020 dan 2021, festival ini kabarnya akan menjadi agenda rutin tahunan Pemerintah Provinsi Jawa
    Timur.

    Festival Kampung Tani
    Tidak mau kalah dengan tetangganya, masyarakat Kota Batu juga memiliki festival kampung tahunan.
    Bernama Festival Kampung Tani, acara ini digelar di wilayah Kelurahan Temas, Kota Batu. Pada tahun
    2019 kemarin, festival tersebut sudah memasuki tahun keenam penyelenggaraan dan mengambil tema
    ‘Living in Harmoni, Tani Tinemu’.
    Sudah menjadi ikon wisata pertanian Kota Batu, festival ini tidak hanya sebagai ajang temu para petani,
    tetapi juga menghadirkan budaya dan kesenian yang hidup di tengah Kampung Tani. Ada workshop batik
    ecoprint yang memanfaatkan tinta non-kimia dan daun-daunan, arak-arakan sedekah bumi dan burakan

  • Liburan ke Malang? 5 Pantai Eksotis di Tirtoyudo Ini Sayang Dilewatkan

    oleh Desy Proklawati (Dosen Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang)

    Malang bagian selatan memang menjadi surganya pantai. Ada banyak pantai yang dapat ditemui saat
    liburan ke kawasan ini. Tidak cuma di daerah Sumbermanjing dan Donomulyo, Anda pun dapat
    menemukan sejumlah pantai elok di daerah Tirtoyudo, kecamatan yang memang berbatasan langsung
    dengan Samudra Hindia. Penasaran? Ini deretan pantai cantik di Tirtoyudo.

    Pantai Banyu Anjlok
    Siapa traveler kekinian yang tidak kenal pantai ini? Pantai Banyu Anjlok hits berkat adanya air terjun
    setinggi kira-kira 7 meter yang berdekatan dengan bibir pantai. Dengan kombinasi tersebut, pantai ini
    tidak cuma oke dijadikan lokasi bermain air, tetapi juga berfoto. Di kawasan pantai ini juga terdapat Goa
    Sarang Dompet yang layak untuk dieksplorasi.
    Kalau tertarik mampir, Pantai Banyu Anjlok berada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten
    Malang. Jika berangkat dari Kota Malang, perlu menempuh jarak kurang lebih 70 km atau sekitar dua
    sampai tiga jam berkendara, tergantung kondisi lalu lintas. Karena medannya lumayan sempit dan terjal,
    disarankan untuk menggunakan sepeda motor jika ingin liburan ke pantai ini.

    Pantai Lenggoksono
    Tidak jauh dari Pantai Banyu Anjlok, ada Pantai Lenggoksono yang terletak di Dusun Lenggoksono, Desa
    Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Apabila bertolak dari Kota Malang, bisa
    mengambil arah ke Dampit, dilanjutkan ke Tirtoyudo. Ketika sampai di pertigaan Tangsi, pelancong
    masih harus melanjutkan perjalanan sejauh kira-kira 30 km dengan jalan yang mulus, tetapi sempit dan
    berkelok-kelok.
    Saat tiba di pantai ini, pengunjung akan disambut hamparan pasir putih sekitar melingkar, yang berpadu
    dengan birunya dan derasnya ombak Samudra Hindia. Tidak cuma sebagai spot wisata, Pantai
    Lenggoksono juga dapat dijadikan spot memancing karena menyimpan banyak jenis ikan. Fasilitas
    lainnya termasuk penyewaan perahu, warung, hingga penyewaan alat menyelam.

    Pantai Sipelot
    Pantai Sipelot menjadi salah satu pantai di Malang selatan yang tengah digandrungi banyak wisatawan,
    terutama turis milenial. Pasalnya, pantai ini menyajikan panorama yang memang memanjakan mata.
    Tidak cuma itu, seperti Pantai Banyu Anjlok, Pantai Sipelot juga memiliki air terjun setinggi kira-kira 10
    meter bernama Coban Sipelot yang terletak di sisi barat pantai.
    Secara administratif, Pantai Sipelot berada di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.
    Pantai ini termasuk pantai tersembunyi, berlokasi di balik jalur panjang dan berliku yang dikeliling bukit
    yang megah. Karena tersembunyi, jumlah kunjungan ke Pantai Sipelot memang tidak terlalu ramai
    menjadikan suasananya lebih nyaman dan cocok dijadikan lokasi refreshing.

    Pantai Wedi Awu
    Jika Anda hobi berselancar dan ingin menaklukkan ganasnya ombak Samudra Hindia, Anda bisa langsung
    meluncur ke Pantai Wedi Awu. Berlokasi di Dusun Balearjo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo,
    Kabupaten Malang, nama Pantai Wedi Awu memang menjadi spot favorit surfer untuk menyalurkan
    hobi mereka. Waktu terbaik untuk berselancar di pantai adalah ketika musim kemarau atau saat bulan
    purnama.
    Tidak cuma menawarkan spot untuk surfing, Pantai Wedi Awu juga cocok dijadikan lokasi bersantai.
    Karena belum terlalu populer, suasana di pantai ini cenderung sepi. Wisatawan pun bisa menikmati
    keindahan pantai yang dikelilingi perbukitan hijau dan pepohonan dengan lebih leluasa. Keunikan
    lainnya, jika kebanyakan pantai di Malang berpasir putih, maka pasir di pantai ini cenderung cokelat
    kehitaman.

    Teluk Kletekan
    Tidak kalah dengan daerah lainnya, Malang juga punya wisata bawah laut di Teluk Kletekan. Ini adalah
    pantai yang berada Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, tidak jauh dari Pantai
    Lenggoksono. Apabila traveler berangkat dari Kota Malang, bisa berkendara sekitar tiga jam untuk tiba
    di pantai yang eksotis ini.
    Tidak seperti pantai di Malang selatan lainnya, kondisi ombak di Teluk Kletekan memang cenderung
    lebih tenang. Karena itu, objek wisata ini pas dijadikan spot untuk melakukan snorkeling. Dengan air laut
    yang jernih, hanya pada kedalaman sekitar 7 meter, wisatawan sudah bisa menyaksikan keindahan
    panorama bawah laut seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan.

  • Rekomendasi Wisata Hits di Wajak

    oleh Desy Proklawati (Dosen Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang)

    Diakui atau tidak, dibandingkan kotanya, pilihan wisata di Kabupaten Malang memang lebih beragam.
    Kalau tidak percaya, Anda bisa meluncur ke Wajak. Kecamatan yang berada di kaki Gunung Semeru
    tersebut menyimpan sejumlah spot liburan asyik yang dapat dikunjungi solo traveler atau rombongan
    keluarga. Lalu, apa saja objek wisata hits di Kecamatan Wajak?

    Hutan Pinus Semeru
    Salah satu spot wisata kekinian di Malang Raya yang wajib didatangi. Hutan Pinus Semeru (biasa
    disingkat HPS) berada di Desa Arjosari, Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Kalau
    wisatawan berangkat dari Kota Malang, rute menuju tempat ini bisa melalui Turen, melintasi Masjid
    Tiban, kemudian diteruskan ke Danau Andeman dan berakhir di HPS.
    Dilansir dari akun Instagram resminya, HPS dikatakan sebagai tempat yang menyediakan beragam spot
    foto yang menarik dan pemandangan yang bagus. Ada payung warna-warni yang sengaja digantung di
    bawah hutan pinus. Tidak cuma itu, pengunjung bisa menemukan tumbuhan hijau, kursi santai, hingga
    hammock. Ada pula fasilitas lain seperti toilet dan kafetaria.

    Wisata Blayu Lesti Lestari
    Ingin berenang, tetapi bosan dengan kolam renang di dalam kota? Coba saja meluncur ke Wisata Blayu
    Lesti Lestari yang terletak di Jalan Lesti, Desa Blayu, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Biasa pula
    disingkat WBL (bukan Wisata Bahari Lamongan), spot wisata ini pertama kali beroperasi pada tahun
    2015 silam dan memang ditujukan untuk mereka yang mencari kesegaran di kolam renang.
    Meski areanya tidak terlalu luas, fasilitas yang disediakan tempat ini cukup oke. Sudah ada kolam renang
    khusus dewasa, anak-anak, dan balita. Selain itu, tersedia pula kolam pemancingan, kolam hias, tempat
    parkir kendaraan, dan warung-warung dengan sajian makanan khas pedesaan. Tertarik berkunjung?
    Siapkan kocek mulai Rp10 ribuan saja untuk tiket masuk.

    Taman Keceh Wajak
    Selain Wisata Blayu Lesti Lestari, spot kolam renang lainnya yang dapat ditemukan di Wajak adalah
    Taman Keceh. Lokasinya berada di Jalan Raya Sukoanyar, Desa Sukoanyar, Kecamatan Wajak, Kabupaten
    Malang. Apabila sudah tiba di pertigaan Pasar Wajak, bisa langsung mengambil arah kanan, lurus saja
    sampai bertemu papan petunjuk ke arah Taman Keceh.
    Dengan harga tiket masuk mulai Rp7 ribuan saja per orang, belum termasuk tarif parkir kendaraan,
    Taman Keceh cocok untuk mereka yang ingin mengajak anak bersenang-senang. Di sini sudah disediakan
    kolam renang lengkap dengan papan seluncur, beberapa spot untuk berfoto, wahana mandi bola, hingga
    kantin dengan menu makanan ringan dan makanan berat.

    Wisata Kampung Enem
    Kalau ingin membawa keluarga, terutama anak-anak, outbound, Kampung Enem bisa dijadikan alternatif
    yang menarik. Lokasinya berada di Desa Patok Picis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Terletak
    dekat dengan Pasar Wajak, pelancong bisa mencapai spot wisata ini dengan berkendara sekitar satu jam
    berkendara di Kota Malang saat lalu lintas normal.
    Berada di bawah kaki Gunung Semeru, spot wisata yang mulai beroperasi untuk umum sekitar tahun
    2017 ini menyuguhkan suasana pegunungan yang kental. Untuk membuat suasana lebih terkesan alami,
    pengelola membuat taman-taman hijau yang diatur sedemikan rupa, yang cocok dijadikan background
    untuk selfie. Belum lagi rumah pohon yang ikonik dan Instagenic, pas buat pamer di media sosial.

  • 6 Kuliner Legendaris Kota Malang, Eksis Sebelum Indonesia Merdeka

    oleh Desy Proklawati (Dosen Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang)

    Malang tidak cuma terkenal sebagai lokasi wisata dan menuntut ilmu, tetapi juga spot berburu kuliner.
    Saat menginjakkan kaki di kota ini, traveler akan menemukan banyak tempat makan, kafe, hingga
    warung tradisional. Bahkan, ada sejumlah tempat kuliner yang telah eksis sejak Indonesia belum
    merdeka dan masih bertahan hingga detik ini.

    Warung Sate Gebug
    Untuk mereka yang sedang berburu sate saat liburan ke Malang, wajib datang ke Warung Sate Gebug.
    Ini adalah salah satu kuliner legendaris di Kota Pendidikan yang sudah eksis sejak tahun 1920 silam atau
    berusia lebih dari satu abad. Lokasinya sendiri berada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat No. 113A,
    Kecamatan Klojen, Kota Malang, tidak jauh dari Kantor PLN UP3 Malang.
    Dinamakan Sate Gebug karena warung ini menyajikan sate dari daging sapi yang digebuk alias ditumbuk
    hingga halus, kemudian direndam dalam bumbu rempah-rempah, lantas dipanggang di atas bara api.
    Hasilnya, daging sate terasa empuk, dengan bumbu yang meresap. Tidak hanya itu, daging sate yang
    disajikan pun berukuran cukup besar, cocok untuk mengisi perut yang keroncongan.

    Depot Han Tjwan Sing
    Doyan makan onde-onde? Jika iya, wajib berkunjung ke Depot Han Tjwan Sing atau biasa disingkat
    Depot HTS. Pasalnya, onde-onde di sini terkenal lezat dan sudah eksis sejak tahun 1927 silam. Tidak
    cuma onde-onde, Depot HTS juga menyediakan kue lainnya seperti pastel, kroket, lemper, dan risol. Ada
    pula makanan berat seperti rawon merah, rawon hitam, garang asem, dan sop sapi.
    Saat ini, Depot HTS dapat ditemukan di Jalan Dr. Wahidin No.123, Lawang, Kabupaten Malang. Sebelum
    mendiami tempat yang sekarang, depot tersebut ternyata menempati lapak di depan Pasar Lawang.
    Seiring kepergian sang pendiri, Han Tjwan Sing, anaknya yang bernama Dora Ira Wahyuni pada tahun
    1988 memindahkan depot ke Jalan Dr. Wahidin dan masih bertahan hingga detik ini.

    Soto Daging Rahayu
    Ada banyak kedai soto yang bisa ditemukan di Malang. Namun, jika mencari yang paling legendaris
    dengan rasa yang tidak lekang oleh zaman, langsung saja meluncur ke Soto Daging Rahayu. Warung ini
    telah berdiri sejak tahun 1928 silam dan sekarang bertempat di kawasan Mergosono, Kedungkandang.
    Sebelumnya, Soto Daging Rahayu menempati lapak di Pasar Besar, Kota Malang.
    Sempat dilarang Belanda karena menyajikan jeroan, Soto Daging Rahayu terkenal berkat rasa daging
    dam kuahnya yang gurih, yang menonjolkan nuansa rempah yang kuat. Dengan tambahan irisan telur
    rebus, bawang goreng, dan koya, rasa Soto Daging Rahayu semakin nikmat di lidah. Untuk lebih
    memperkaya rasa, nasi putih yang disajikan sengaja ditanak secara tradisional menggunakan dandang.

    Toko Oen
    Siapa yang tidak kenal dengan Toko Oen? Mereka yang sedang berlibur ke Malang, kebanyakan tidak
    melewatkan kesempatan mencicipi es krim di toko ini. Pasalnya, es krim yang ditawarkan Toko Oen
    sedikit berbeda dengan es krim modern pada umumnya. Tekstur es krim di tempat ini sedikit lebih kasar
    karena pengolahannya masih dilakukan secara homemade. Selain itu, rasa es krimnya pun tidak begitu
    manis.
    Selain karena kelezatan es krimnya, Toko Oen ramai didatangi karena menawarkan suasana vintage
    yang kental. Berdiri sejak tahun 1930 silam, toko yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang ini
    masih mempertahankan arsitektur bangunan lawas berdesain art deco. Saat menginjakkan kaki di sini,
    wisatawan juga akan menemukan meja, kursi, dan perabotan bergaya jadul.
    Toko Madjoe
    Tempat kuliner lawas lainnya yang bisa ditemukan di kawasan Pasar Besar, Kota Malang adalah Toko
    Madjoe. Ini adalah toko yang menjual aneka kue kering dan telah beroperasi sejak tahun 1930-an silam.
    Meski sekarang sudah bermunculan kue kekinian, ternyata Toko Madjoe membuktikan bahwa rasa yang
    autentik tidak akan lekang digerus perubahan zaman.
    Hingga detik ini, Toko Madjoe tetap konsisten menawarkan kue kering dari resep turun-temurun.
    Setidaknya, lebih dari 25 jenis kue yang ditawarkan di tempat ini, termasuk kastengel, semprit, dan
    sagon. Untuk membuat suasana semakin vintage, desain bangunan masih tetap dipertahankan, papan
    nama toko masih menggunakan ejaan lama, dan kue diletakkan di stoples kaca kuno di atas rak kayu.

    Seiring kepergian sang pendiri, Han Tjwan Sing, anaknya yang bernama Dora Ira Wahyuni pada tahun
    1988 memindahkan depot ke Jalan Dr. Wahidin dan masih bertahan hingga detik ini.
    Soto Daging Rahayu
    Ada banyak kedai soto yang bisa ditemukan di Malang. Namun, jika mencari yang paling legendaris
    dengan rasa yang tidak lekang oleh zaman, langsung saja meluncur ke Soto Daging Rahayu. Warung ini
    telah berdiri sejak tahun 1928 silam dan sekarang bertempat di kawasan Mergosono, Kedungkandang.
    Sebelumnya, Soto Daging Rahayu menempati lapak di Pasar Besar, Kota Malang.
    Sempat dilarang Belanda karena menyajikan jeroan, Soto Daging Rahayu terkenal berkat rasa daging
    dam kuahnya yang gurih, yang menonjolkan nuansa rempah yang kuat. Dengan tambahan irisan telur
    rebus, bawang goreng, dan koya, rasa Soto Daging Rahayu semakin nikmat di lidah. Untuk lebih
    memperkaya rasa, nasi putih yang disajikan sengaja ditanak secara tradisional menggunakan dandang.
    Toko Oen
    Siapa yang tidak kenal dengan Toko Oen? Mereka yang sedang berlibur ke Malang, kebanyakan tidak
    melewatkan kesempatan mencicipi es krim di toko ini. Pasalnya, es krim yang ditawarkan Toko Oen
    sedikit berbeda dengan es krim modern pada umumnya. Tekstur es krim di tempat ini sedikit lebih kasar
    karena pengolahannya masih dilakukan secara homemade. Selain itu, rasa es krimnya pun tidak begitu
    manis.
    Selain karena kelezatan es krimnya, Toko Oen ramai didatangi karena menawarkan suasana vintage
    yang kental. Berdiri sejak tahun 1930 silam, toko yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang ini
    masih mempertahankan arsitektur bangunan lawas berdesain art deco. Saat menginjakkan kaki di sini,
    wisatawan juga akan menemukan meja, kursi, dan perabotan bergaya jadul.
    Toko Madjoe
    Tempat kuliner lawas lainnya yang bisa ditemukan di kawasan Pasar Besar, Kota Malang adalah Toko
    Madjoe. Ini adalah toko yang menjual aneka kue kering dan telah beroperasi sejak tahun 1930-an silam.
    Meski sekarang sudah bermunculan kue kekinian, ternyata Toko Madjoe membuktikan bahwa rasa yang
    autentik tidak akan lekang digerus perubahan zaman.
    Hingga detik ini, Toko Madjoe tetap konsisten menawarkan kue kering dari resep turun-temurun.
    Setidaknya, lebih dari 25 jenis kue yang ditawarkan di tempat ini, termasuk kastengel, semprit, dan
    sagon. Untuk membuat suasana semakin vintage, desain bangunan masih tetap dipertahankan, papan
    nama toko masih menggunakan ejaan lama, dan kue diletakkan di stoples kaca kuno di atas rak kayu.

  • 5 Theme Park Jadul di Malang Raya, Masih Eksis hingga Sekarang

    oleh Desy Proklawati (Dosen Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang)

    Berbicara wisata di Malang Raya memang tidak ada habisnya. Selain spot wisata kekinian yang
    kebanyakan baru dibangun pada milenium ketiga, traveler juga dapat menemukan tempat liburan jadul
    yang sempat hits pada dekade 1990-an dan ternyata masih eksis hingga detik ini. Mungkin tertarik
    dijadikan alternatif rekreasi bersama keluarga, ini rekomendasinya untuk Anda.

    Taman Wisata Wendit
    Taman Wisata Wendit, ada pula yang menyebutnya Wendit Waterpark, adalah salah satu spot liburan
    lawas di Malang yang masih terbuka untuk umum hingga detik ini. Seperti namanya, lokasinya berada di
    Jalan Raya Wendit Timur, Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Kalau berangkat dari pusat
    Kota Malang, jarak menuju tempat wisata hanya sekitar 7 km.
    Konon sudah ada sejak era Kerajaan Majapahit, sajian utama Wendit Waterpark adalah kolam
    pemandian alami yang diyakini dapat membantu menyembuhkan sejumlah penyakit. Kekhasan lain
    objek wisata ini adalah keberadaan monyet-monyet yang dibiarkan berkeliaran bebas. Seiring waktu,
    diadakan penambahan wahana lain seperti waterboom, sepeda air, ATV, hingga flying fox.

    Taman Rekreasi Sengkaling
    Ada yang menyebutnya Sengkaling Waterpark, lokasi tempat wisata ini berada di Jalan Raya
    Mulyoagung, Sengkaling, Dau, Kabupaten Malang. Kabarnya sudah beroperasi sejak tahun 1950-an
    silam, Taman Rekreasi Sengkaling sekarang berada di bawah pengelolaan Universitas Muhammadiyah
    Malang atau UMM setelah sebelumnya sempat dikelola PT Bentoel.
    Dengan tiket masuk Rp35 ribuan per orang ketika weekend, ada banyak wahana yang dapat ditemukan
    di Taman Rekreasi Sengkaling. Kolam renang masih menjadi menu utama favorit pengunjung. Selain itu,
    terdapat pula sepeda air, teater 4D, joyland, perahu naga, kiddy train, taman kelinci, dan taman satwa.
    Kalau lapar, tinggal menuju Sengkaling Kuliner yang masih berada di dalam tempat wisata.

    Taman Rekreasi Tlogomas
    Spot liburan jadul lainnya di Malang yang masih bertahan hingga detik ini adalah Taman Rekreasi
    Tlogomas. Kabarnya, objek wisata ini sudah eksis sejak tahun 1989 silam dan sempat menjadi favorit
    pengunjung di era 1990-an. Seperti namanya, lokasinya terletak di Jalan Baiduri Pandan, Tlogomas,
    Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, tidak jauh dari Terminal Landungsari.
    Sajian utama Taman Rekreasi Tlogomas adalah kolam renang, yang terbagi menjadi kolam khusus balita,
    kolam anak, dan kolam untuk dewasa yang sudah dilengkapi papan seluncur. Terdapat pula sejumlah
    replika keajaiban dunia seperti Candi Borobudur, binatang purba seperti dinosaurus, serta toko
    pewayangan dan kartun. Selain untuk liburan, tempat ini juga cocok dijadikan sarana edukasi anak-anak.

    Brawijaya Edupark
    Brawijaya Edupark merupakan bentuk rebranding dari Taman Wisata Senaputra yang sempat populer di
    kalangan wisatawan Malang pada era 1980-an hingga 1990-an. Terletak di Jalan Kahuripan, Klojen, Kota
    Malang, tidak jauh dari Alun-Alun Tugu dan Pasar Splendid, Brawijaya Edupark menghadirkan kolam
    renang, sejumlah wahana bermain, panggung hiburan, dan beberapa kafe.
    Meskipun sudah berganti pengelolaan, Brawijaya Edupark tetap mempertahankan suasana Taman
    Wisata Senaputra, dengan pohon-pohon besar yang teduh dan sejuk. Setidaknya, ada dua kolam renang,
    satu untuk anak-anak dan satu untuk orang dewasa. Kolam renang khusus anak telah dilengkapi papan
    seluncur dan ember tumpah. Kalau tertarik datang, harga tiket masuknya sekitar Rp20 ribuan.

    Taman Rekreasi Selecta
    Ketika Kota Batu dijejali amusement park kekinian dengan wahana yang lebih modern dan beragam,
    Taman Rekreasi Selecta tetap bertahan dan masih didatangi pengunjung. Namun, agar tidak ketinggalan
    dengan spot wisata sejenis, taman wisata ini juga sudah didukung fasilitas yang lebih oke, termasuk
    kolam renang, sepeda air, bioskop 4 dimensi, flying fox, bianglala, hingga sky bike.
    Selecta sendiri merupakan taman wisata yang termasuk lawas di Malang Raya, sudah didirikan pada
    tahun 1928 silam. Ketika itu, taman ini dijadikan tempat liburan para tuan dan nyonya Belanda. Dengan
    udaranya yang sejuk, bahkan cenderung dingin, serta pemandangan pegunungan yang oke, Taman
    Selecta memang pas dijadikan lokasi refreshing atau untuk bersenang-senang.

    Brawijaya Edupark
    Brawijaya Edupark merupakan bentuk rebranding dari Taman Wisata Senaputra yang sempat populer di
    kalangan wisatawan Malang pada era 1980-an hingga 1990-an. Terletak di Jalan Kahuripan, Klojen, Kota
    Malang, tidak jauh dari Alun-Alun Tugu dan Pasar Splendid, Brawijaya Edupark menghadirkan kolam
    renang, sejumlah wahana bermain, panggung hiburan, dan beberapa kafe.
    Meskipun sudah berganti pengelolaan, Brawijaya Edupark tetap mempertahankan suasana Taman
    Wisata Senaputra, dengan pohon-pohon besar yang teduh dan sejuk. Setidaknya, ada dua kolam renang,
    satu untuk anak-anak dan satu untuk orang dewasa. Kolam renang khusus anak telah dilengkapi papan
    seluncur dan ember tumpah. Kalau tertarik datang, harga tiket masuknya sekitar Rp20 ribuan.
    Taman Rekreasi Selecta
    Ketika Kota Batu dijejali amusement park kekinian dengan wahana yang lebih modern dan beragam,
    Taman Rekreasi Selecta tetap bertahan dan masih didatangi pengunjung. Namun, agar tidak ketinggalan
    dengan spot wisata sejenis, taman wisata ini juga sudah didukung fasilitas yang lebih oke, termasuk
    kolam renang, sepeda air, bioskop 4 dimensi, flying fox, bianglala, hingga sky bike.
    Selecta sendiri merupakan taman wisata yang termasuk lawas di Malang Raya, sudah didirikan pada
    tahun 1928 silam. Ketika itu, taman ini dijadikan tempat liburan para tuan dan nyonya Belanda. Dengan
    udaranya yang sejuk, bahkan cenderung dingin, serta pemandangan pegunungan yang oke, Taman
    Selecta memang pas dijadikan lokasi refreshing atau untuk bersenang-senang.

  • Spot Wisata Hits di Poncokusumo, Menyesal Kalau Gak Mampir

    oleh Desy Proklawati (Dosen Sastra Indonesia Universitas Wisnuwardhana Malang)

    Tidak heran jika Malang menjadi rujukan banyak orang untuk berlibur. Pasalnya, daerah ini memang menyimpan banyak tempat wisata yang oke, termasuk di kawasan Poncokusumo yang berlokasi di Malang bagian timur. Awalnya hanya dijadikan sebagai jalur alternatif untuk bepergian ke Bromo, Poncokusumo sekarang berkembang menjadi spot rekreasi dan ramai didatangi wisatawan dari luar kota.

    Seperti halnya wilayah Kabupaten Malang lainnya, suguhan utama Poncokusumo memang tidak jauh-jauh dari wisata alam. Berada di dataran yang tinggi, kawasan ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan serta udara yang sangat sejuk. Jika Anda sudah penasaran, ini sederet tempat wisata di Poncokusumo yang saat ini sedang hits di kalangan traveler.

    Gunungsari Sunset

    Gunungsari Sunset merupakan salah satu objek wisata di Poncokusumo yang sedang populer di kalangan wisatawan masa kini. Spot liburan ini dapat ditemukan di Jalan Raya Gubugklalah, Kecamatan Poncokusumo. Jika Anda kebetulan berangkat dari Kota Malang, membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam berkendara untuk tiba di lokasi tersebut.

    Resmi dibuka untuk umum pada tahun 2016 lalu, wanawisata yang sering disingkat GSS ini menyuguhkan bangunan-bangunan unik yang terbuat dari kayu, yang sekilas mirip Rumah Kayu di Kota Batu. Tidak hanya itu, pengelola juga telah melengkapi tempat ini dengan fasilitas memadai. Anda bisa menemukan area parkir yang luas, kafe, restoran, spot foto, gazebo, musala, ayunan, dan bangku taman. Disediakan juga homestay dengan tarif inap sekitar Rp250 ribuan per malam.

    Ledok Ombo Camping Ground

    Ini adalah kawasan bumi perkemahan yang menjadi favorit banyak pencinta alam atau mereka yang ingin melaksanakan kegiatan Pramuka.  Dengan suhu udara yang sejuk di bawah pohon pinus yang rindang, serta pemandangan alam yang memanjakan mata, Ledok Ombo Camping Ground menjadi pilihan populer untuk mereka yang ingin berkemah. Jangan lupakan juga keberadaan Pinus Cafe Ledok Ombo yang mengusung konsep layaknya Cafe Sawah Pujon..

    Untuk bisa masuk ke tempat ini, traveler cuma perlu membayar tiket dengan harga Rp5.000 per orang. Namun, apabila ingin menyewa tenda, akan dikenakan biaya sewa Rp40.000 per malam, sedangkan biaya untuk sewa sleeping bag adalah Rp10.000 per bag. Sementara itu, jika membutuhkan kayu bakar untuk api unggun, bisa membelinya dengan harga Rp20.000 per ikat. Perlu dicatat, tarif tersebut bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung kebijakan pengelola.

    Coban Pelangi

    Jika Anda bosan dengan air terjun di Malang sisi barat, tidak ada salahnya Anda meluncur ke Poncokusumo. Di sini, ada Coban Pelangi, sebuah air terjun yang sudah sangat terkenal dan legendaris. Objek wisata ini dapat ditemukan di Jalan Raya Gubugklalah, Kecamatan Poncokusumo, atau berjarak sekitar 32 km di sebelah timur Kota Malang. Konon, objek wisata ini telah ditemukan pada tahun 1970 silam.

    Dikelola oleh Perum Perhutani Malang, disebut Coban Pelangi karena percikan air terjun ini sering memunculkan pelangi ketika terkena sinar matahari. Selain air terjun yang elok dan segar, Coban Pelangi juga telah dilengkapi dengan fasilitas seperti kebun bunga warna-warni, rainbow hill (tebing pandang dengan gazebo), musala, kamar mandi, hingga tempat makan. Jika berminat, harga tiket masuk Coban Pelangi hanya sebesar Rp10.000 per orang, tetapi belum termasuk tarif parkir.

    Coban Trisula

    Selain Coban Pelangi, ada pula Coban Trisula. Air terjun ini berada di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Coban ini juga masih termasuk kawasan Perhutani yang berada di Blok Kali Lajing, Seksi Konservasi Wilayah III. Anda membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam berkendara jika berangkat dari Kota Malang.

    Dinamakan Trisula karena air terjun ini memiliki tiga tingkat sebelum jatuh ke sungai di bawahnya. Tingkat teratas dinamakan Coban Atas, tingkat di bawahnya adalah Coban Tengah, sedangkan tingkat terakhir adalah Coban Bawah. Menariknya, di setiap coban tersebut terdapat objek bersejarah. Misalnya, di Coban Bawah terdapat sebuah batu tugu, batu meja kecil, dan bukit menyerupai kubah.

    Coban Bidadari

    Air terjun lain yang juga bisa dikunjungi ketika berlibur ke kawasan Poncokusumo adalah Coban Bidadari. Air terjun ini berlokasi di Desa Gubugklalah, Kecamatan Poncokusumo, atau berada di pintu masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Anda bisa menjangkau tempat ini dengan berkendara sekitar 1,5 jam dari arah Kota Malang.

    Selain menikmati keindahan Coban Bidadari, untuk mereka yang doyan berkemah, di sini juga telah disediakan area perkemahan. Fasilitas lainnya termasuk lahan parkir kendaraan dan arena berkuda. Namun, karena lokasinya berada di bawah tebing, wisatawan perlu berjalan kaki terlebih dahulu untuk bisa menikmati keindahan yang disajikan Coban Bidadari.