Ganteng doank? review saldonya donk
Cantik, review saldonya donk
Beberapa waktu lalu, lini masa media sosial tiktok cukup berseliweran konten di atas. Sebagaimana “jurus” perviralan duniawi, konten-konten tiktok itu diunggah ulang di instagram, twitter, dan lainnya. Tanggapannya pun masing-masing.
Di konten tersebut, tidak sedikit yang kemudian -entah merasa perlu banget atau hanya riya’ doank- mengunggah saldonya. Ada yang ratusan juta. Ada yang puluhan miliar. Ada pula yang sampai di angka triliunan.
Sebagaimana debat kusir di media sosial, selalu terbagi dua kubu: cebong dan kadrun. Eh bukan. Maksudnya yang pro atau suka. Kubu satu lagi tentu saja kubu yang nyinyir. Yang pro atau suka menganggap bahwa konten review saldo cukup membantu motivasi untuk bekerja lebih keras. Bekerja lebih giat. Meskipun mereka tahu, sekeras apapun mereka bekerja yang kaya ya tetap Rafathar.
Sementara yang kontra tentu menyoroti bahwa konten review saldo ini cukup ‘melukai’ mayoritas warga negera Indonesia. Lha yak apa, wong negeri ini masih dilanda pandemi. Masih belum bisa terkendali seperti kata lord Luhut kapan lalu. Lha kok ada orang yang bangga dengan konten review saldo. Dan saldonya banyak lagi. Hambok saldo yang banyak itu digunakan untuk kegiatan sosial. Bantu yang terdampak pandemi. Wong ya harta gak dibawa mati.
Nah di tengah debat kusirnya para netizen ini. Muncul sebuah ‘oase’. Mirip mirip kehadiran akun TNI AU yang digarap Airmin. Namun akun ini sedikit ‘menyeramkan’. Siapa lagi kalau bukan akun Ditjen Pajak RI. Meminjam istilah negeri Wakanda, admin akun ini gemar sekali berpatroli cyber. Sasarannya, adalah akun akun review dengan saldo yang ratusan, miliaran, bahkan triliunan itu.
Tentu saja ‘kehadiran’ akun Ditjen Pajak itu bukan untuk lucu-lucuan. Meskipun toh akun tersebut hanya mengkomen: gantengnyaaaa _dengan emoticon love_, namun dengan data review saldo tersebut, teman-teman AR (account representative) Pajak punya ‘amunisi’ untuk menarik pajak kepada si selebtiktok tersebut.
‘Semuanya bisa jadi potensi pajak mas. Lha wong publikasi success story di koran saja bisa jadi bahan kami untuk konfirmasi pajak ke yang bersangkutan kok,’ kata salah satu rekan AR pajak saat berbincang dengan saya kapan lalu.
Konten review saldo turut juga mengundang rekan saya. Dosen ekonomi di salah satu PTN di Malang. Menurutnya, konten review saldo its oke. Namun cukup disayangkan jika uang yang ratusan juta, miliar, bahkan triliun tersebut hanya ditaruh di tabungan. Sebab, sesuai teori ekonomi, tabungan akan kalah dengan pergerakan inflasi. Sama-sama buang duit donk akhirnya.
Si dosen tersebut mengarahkan agar uang tersebut digunakan untuk investasi. Untuk persiapan dana darurat. Serta digunakan diversifikasi untuk instrument yang menghasilkan. “Kalau sudah dapat passive income dari uang hasil instrument yang menghasilkan itu, maka gak perlu lo bikin konten lebay biar banyak dapat views itu. Karena diview atau nggak, duitmu akan kerja sendiri,” kata si dosen yang punya puluhan ribu follower di instagram itu.
Jadi sobat misqinque, tertarik dengan review saldo?
Jangankan review saldo, lihat saldo di ATM aja udah bikin nangis.
Ya kan?
*Didik Harianto, pemerhati kelas menengah di Malang